Metode
Pendidikan Akhlak Dalam Persepektif Islam
1.
Metode
Keteladanan ( Uswatun Khasanah )
Bahwasanya
anak-anak memiliki kecenderungan atau sifat peniru yang sangat besar, maka
metode uswatun khasanah “contoh teladan” dari orang-orang yang terdekat adalah
sangat tepat. Dalam hal ini orang yang paling dekat kepada anak adalah orang
tuanya, karena itu contoh teladan orang tuanya sangat berpengaruh pada
pembentukan mental dan akhlak anak-anak.
Metode
keteladanan ini merupakan metode samawi yang diajarkan Allah swt kepada
hamba-hambanya, yaitu dengan diutusnya seorang Rasul untuk menyanpaikan risalah
samawi kepada setiap umat. Rasul yang diutus tersebut adalah seseorang yang
mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral, maupun intelektual. Sehingga
umat manusia meneladaninya, belajar darinya, memenuhi panggilannya, menggunakan
metodenya, dalam hal kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji.[1]
Dalam
metode peneladanan ini, ada dua macam cara, yaitu; sengaja dan tidak sengaja.
Keteladanan yang tidak sengaja adalah keteladanan dalam keilmuan, kepemimpinan,
sifat keikhlasan. Sedangkan keteladanan yang disengaja adalah memberikan contoh
membaca yang baik, melakukan shalat yang benar.[2]
2.
Metode
Nasehat ( Mauidhah Khasanah )
Diantara
metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam upaya membentuk keimanan
anak, mempersiapkannya secara moral, pisikis dan secara social adalah
mendidiknya dengan memberi nasehat.[3]
Yang
dimaksud metode nasehat adalah member peringatan untuk menghindari suatu perbuatan
yang dilarang dan memerintahkan untuk mengerjakan perbuatan yang baik dengan
berbicara lemah lembut, sehingga menyentuh hati anak yang dinasehati. “ maka
suatu hal yang pasti jika pendidik member nasehat dengan jiwa yang ikhlas,
suci, dan dengan hati yang terbuka serta akal yang bijak, maka nasehat itu akan
lebih cepat terpengaruh tanpa bimbang. Bahkan dengan cepat tunduk kepada
kebenaran dan menerima hidayah Allah yang diturunkan”.[4]
Allah
berfirman:
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[5]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.(Q.S.
An-Hahl:125)
3.
Metode
Pembiasaan
Sejak
kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan kegiata-kegiatan yang baik, dilatih
untuk bertingkah laku yang baik, diajari sopan santun dan sebagainya.
Pembiasaan
adalah suatu peran penting dalam membentuk pribadi anak, banyak contoh pola
kehidupan yang terjadi dalam keluarga menjadi dasar-dasar pembentukan pola
kehidupan anak, dan tujuan dari pembiasaan itu sendiri adalah peranan
kecakapan-kecakapan berbuat dan menyampaikan sesuatu, agar cara-cara tepat
dapat dikuasai.[6]
Maka untuk itu
orang tua atau si pendidik (guru), haruslah mengajarkan pembiasaan dengan
prinsip-prinsip kebaikan, harapannya nanti menjadi pelajaran bagi anak, karena
apabila anak membiasakan sesuatu yang baik, maka anak akan terbiasa.
[1] Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Dalam Anak Islam,
(Semarang: CV. As-Syifa, Jilid. I, 1998), hlm. 3.
[2]
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
Dalam Persepektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 143.
[3] Abdullah Nashih Ulwan, Op. Cit, hlm. 70.
[4] Abdullah Nashih Ulwan, Pendidik Anak Menurut Islam (kaidah-kaidah
Dasar), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 65-66.
[5] Hikmah: ialah Perkataan yang
tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil
[6] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung:
P.T. Ma’arif, Cet. VIII, 1989), hlm. 82.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar