Rabu, 16 Desember 2015

Metode Pendidikan Akhlak Dalam Persepektif Islam

Metode Pendidikan Akhlak Dalam Persepektif Islam

1.      Metode Keteladanan ( Uswatun Khasanah )
Bahwasanya anak-anak memiliki kecenderungan atau sifat peniru yang sangat besar, maka metode uswatun khasanah “contoh teladan” dari orang-orang yang terdekat adalah sangat tepat. Dalam hal ini orang yang paling dekat kepada anak adalah orang tuanya, karena itu contoh teladan orang tuanya sangat berpengaruh pada pembentukan mental dan akhlak anak-anak.
Metode keteladanan ini merupakan metode samawi yang diajarkan Allah swt kepada hamba-hambanya, yaitu dengan diutusnya seorang Rasul untuk menyanpaikan risalah samawi kepada setiap umat. Rasul yang diutus tersebut adalah seseorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral, maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya, belajar darinya, memenuhi panggilannya, menggunakan metodenya, dalam hal kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji.[1]
Dalam metode peneladanan ini, ada dua macam cara, yaitu; sengaja dan tidak sengaja. Keteladanan yang tidak sengaja adalah keteladanan dalam keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan. Sedangkan keteladanan yang disengaja adalah memberikan contoh membaca yang baik, melakukan shalat yang benar.[2]

2.      Metode Nasehat ( Mauidhah Khasanah )
Diantara metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral, pisikis dan secara social adalah mendidiknya dengan memberi nasehat.[3]
Yang dimaksud metode nasehat adalah member peringatan untuk menghindari suatu perbuatan yang dilarang dan memerintahkan untuk mengerjakan perbuatan yang baik dengan berbicara lemah lembut, sehingga menyentuh hati anak yang dinasehati. “ maka suatu hal yang pasti jika pendidik member nasehat dengan jiwa yang ikhlas, suci, dan dengan hati yang terbuka serta akal yang bijak, maka nasehat itu akan lebih cepat terpengaruh tanpa bimbang. Bahkan dengan cepat tunduk kepada kebenaran dan menerima hidayah Allah yang diturunkan”.[4]
Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[5] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.(Q.S. An-Hahl:125)

3.      Metode Pembiasaan
Sejak kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan kegiata-kegiatan yang baik, dilatih untuk bertingkah laku yang baik, diajari sopan santun dan sebagainya.
Pembiasaan adalah suatu peran penting dalam membentuk pribadi anak, banyak contoh pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga menjadi dasar-dasar pembentukan pola kehidupan anak, dan tujuan dari pembiasaan itu sendiri adalah peranan kecakapan-kecakapan berbuat dan menyampaikan sesuatu, agar cara-cara tepat dapat dikuasai.[6]
Maka untuk itu orang tua atau si pendidik (guru), haruslah mengajarkan pembiasaan dengan prinsip-prinsip kebaikan, harapannya nanti menjadi pelajaran bagi anak, karena apabila anak membiasakan sesuatu yang baik, maka anak akan terbiasa.





[1] Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Dalam Anak Islam, (Semarang: CV. As-Syifa, Jilid. I, 1998), hlm. 3.
[2]  Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 143.
[3] Abdullah Nashih Ulwan, Op. Cit, hlm. 70.
[4] Abdullah Nashih Ulwan, Pendidik Anak Menurut Islam (kaidah-kaidah Dasar), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 65-66.
[5] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil
[6] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: P.T. Ma’arif, Cet. VIII, 1989), hlm. 82.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar